Karna Que Sanggup...


Feeling Sad


Entah apa yang aku pikirkan aku mendiamkan diri namun tidak menyelesai semua konflik yang ada dan ntah sampai kapan aku bisa seperti ini namun tiada juga perubahan yang bisa aku lakukan dengan cara aku seperti ini serasa serba salah serta binggung tidak tau harus bagaiman...Oh...begitu sulitnya hidup ini aku ingin semua normal kembali penuh dengan senyuman seperti dulu namun aku tak bisa seperti ada yang mengangu pikiran ku dan membuat ku harus membisu dan tampa berkata apa-apa walau sebenarnya aku ingin memberontak namun karena aku tak sanggup aku harus berdiam.

Susah sekali harus berhadapan dengan manusia yang memilik sifat yang super benar ternyata apapun yang kita katakan kita tetap salah, aku juga binggung apa sebenarnya yang ada dibenaknya apakah karena aku tidak sesuai dengan apa yang diinginkan nya, pagi sekali aku sudah meninggalkan nya ditempat tidur aku siap-siap kekantor tampa harus izin dulu dari nya yang seperti biasa aku lakukan, aku berangkat diam -diam sebenarnya aku cuman malas mau membangunkan nya yang tertidur pulas aku berpikir positif aja dy uda capek pulang larut malam dan tidak seharusnya terbangun cuman gara-gara aku mau berangkat kekantor.

Aku tidak menyiapkan bajunya kekantor karena aku tidak tau baju apa yang mau dia pakai untuk kekantor biarlah lakukan lah semua sendiri karena hati aku uda terlalu sakit mananggung semua kata-kata nya. Mempermalukan aku di depan mamanya seharusnya dy bisa memabanggakan aku  namun kebalikannya aku selalu disudutkan didepan orang tua nya, aneh kadang-kadang aku tidak pernah membuat dy seperti itu didepan kedua orang tau ku malah aku selalu memuji nya dan menyakin kedua orang tua ku bahwa dia lah laki-laki yang bisa menjaga ku dan menjadi pendamping ku sampai hari akhir hidup aku.

Aku baru ingat hari juma'at aku sengaja pulang cepat dan tidak masuk kekantor lagi berharap aku bisa istrahat bersamanya dirumah karena uda terlalu capek semalaman lembur dikantor memang aku akui kondisi kesehatan aku agak sedikit menurun semenjak kebelakangan ini aku tidak tau mengapa, aku membiarkannya membersih rumah sendiri karena aku sakit dan bahkan sangat sakit namun dy mengatakan ku dengan kata-kata kasar sekali, aku tidak punya fungsinya dirumah, aku tidak ada guna bahkan kata-kata yang lain aku hanya bisa berdiam diri aku sakit sekali mendengar kata-katanya namun karena tubuh lagi sakit aku tidak bisa berbuat banyak hanya bisa berdiam diri sambil menangis dan menelan air mata aku.

Padahal setiap hari libur aku selalu membuatkan makanan kesuakaannya yang bisa buat dia senang dan aku juga tidak mau menuntut jika dy tidak mau menemaiku kepasar bahkan aku bangun pagi-pagi sekali untuk membeli semua perlengkapan yang aku perlukan untuk membuat makanannya, seharusnya aku bisa bangun agak siang dan bisa istrahat penuh dan mengunjungi orang tua ku saat aku libur hal itu sudah tidak bisa aku lakukan lagi.

Sudah lama aku tidak menjenguk orang tua ku, sengaja atau tidak sengaja aku malas sekali mengajaknya untuk pulang karena setiap diperjalanan mau pergi dia pasti selalu mengingatkan ku supaya aku tidak lama-lama dirumah orang tua ku dan harus cepat pulang kembali bersamanya, aku sudah berkali-kali mengatakan hal ini kepadanya walaubagaimana mereka orang tua Nya juga selalu alasannya dia binggung dan tidak tau harus melakukan apa bila sampai dirumah orang tua ku, sungguh aku sangat sedih sekali kenapa dy seperti ini dan tidak mau merubah sifatnya kenapa Ya Allah dan jangan sampai aku salah berbicara pasti aku yang disalahkan kembali dan aku tetap pesalah dan selamanya menjadi pesalah itu lah yang aku rasakan saat ini sehingga aku merasa takut untuk mengeluarkan semua yang aku rasakan.

Sungguh kejam memang tertekan perasaan namun tidak bisa diungkapkan karena aku sanggup aku harus tetap kuat menghadapi semua ini aku tidak mau semua yang aku bina harus hancur berkecai aku harus bisa berdiri tegak dan membuang semua kesakitan ini, namun kata-katanya sungguh tajam membuat aku tak mampu berbuat banyak hal, hanya Allah yang tau apa yang aku rasakan walaupun PAHIT harus tetap ditelan denga penuh senyuman itulah pilihan ku, dan aku tidak boleh menyesalinya dan sudah menjadi jalan takdir ku semoga untuk kedepannya aku bisa menjadi lebih baik.

Tidak ada komentar: