"Kesunyian Que"

crying alone
click to get More Sadness Comments & Graphics
Wahai suami que....mengertikah engaku akan satu hal klw saat ini aku butuh kamu suami que...kenapa selalu menghindar dan menghilangkan jejak seolah-olah tidak mempedulikan que lagi, tau kan engkau suami que kesunyian que membuat que hilang arah dan hilang rasa kendali akan emosi que....suami que kenapa masa-masa ini sangat sulit aku lalui....

wahai suami que....setiap detik, menit bahkan hari aku menghitung tanggal kapan kah bisa libur dan melewati hari-hari bersama mu..tapi setiap tanggal itu tiba dirimu menghilang bak ditelan bumi selalu alasan dengan pekerjaan dan ingin istrahat...suami que tidak kah engaku peduli lagi akan jeritan hati dan tangisan bathin que...

wahai suami que...dulu waktu masih pacaran tiada hari yang tidak kita lewati selalu menghabisakn waktu berdua..kepantai menghirup udara laut dan sekarang itu tidak pernah ku rasakan lagie, suami que..biasa setiap malam minggu engkau mengajak que walau hanya sekedar makan malam berdua atau hanya sekedar keliling kota yang kecil ini tapi sekarang dan malam ini engaku entah dimana dan aku entah dimana...

wahai suami que...berdosakah aku membantah dan melawan setiap perkataan mue...dan malam ini aku keluar dari rumah tampa seizin mue karena aku merasa jenuh dan bosan sekali terus menerus engkau tinggalkan aku sendiri...kenapa dan ada apa suami que.....aku ingin selalu bersama mue, aku ingin kalau waktu libur itu hanya ada aku dan engkau wahai suami que...

Aku tau suami que..kita mulai semuanya dari NOL dan itu bukan bearti engkau harus mengabaikan aku...setiap tetes air mata yang keluar dari mata que hanya kesedihan dan kepahitan yang tak terbendung lagi, aku menyayangi engkau suami que dan aku sangat ingin engkau merasakan kebahagian bila berada disamping que bukan kejenuhan dan kesusahan yang engkau rasakan............

wahai suami que..........mengertikah engaku bahwa aku haus akan perhatian dan kasih sayang mue, bila berjauhan engkau tidak pernah menanyakan kabar tentang aku dan bagaimana aku..engkau begitu sibuk bahkan lupa akan aku yang setiap saat menanti kabar dari mue...engkau begitu tidak peduli akan hadir kue...

Aku lelah suami que...bisa kah aku mendapatakan dirimue yang dulu...bisakah engkau seperti dulu.......hanya Allah yang tau jawabannya suami que.................

Karna Que Sanggup...


Feeling Sad


Entah apa yang aku pikirkan aku mendiamkan diri namun tidak menyelesai semua konflik yang ada dan ntah sampai kapan aku bisa seperti ini namun tiada juga perubahan yang bisa aku lakukan dengan cara aku seperti ini serasa serba salah serta binggung tidak tau harus bagaiman...Oh...begitu sulitnya hidup ini aku ingin semua normal kembali penuh dengan senyuman seperti dulu namun aku tak bisa seperti ada yang mengangu pikiran ku dan membuat ku harus membisu dan tampa berkata apa-apa walau sebenarnya aku ingin memberontak namun karena aku tak sanggup aku harus berdiam.

Susah sekali harus berhadapan dengan manusia yang memilik sifat yang super benar ternyata apapun yang kita katakan kita tetap salah, aku juga binggung apa sebenarnya yang ada dibenaknya apakah karena aku tidak sesuai dengan apa yang diinginkan nya, pagi sekali aku sudah meninggalkan nya ditempat tidur aku siap-siap kekantor tampa harus izin dulu dari nya yang seperti biasa aku lakukan, aku berangkat diam -diam sebenarnya aku cuman malas mau membangunkan nya yang tertidur pulas aku berpikir positif aja dy uda capek pulang larut malam dan tidak seharusnya terbangun cuman gara-gara aku mau berangkat kekantor.

Aku tidak menyiapkan bajunya kekantor karena aku tidak tau baju apa yang mau dia pakai untuk kekantor biarlah lakukan lah semua sendiri karena hati aku uda terlalu sakit mananggung semua kata-kata nya. Mempermalukan aku di depan mamanya seharusnya dy bisa memabanggakan aku  namun kebalikannya aku selalu disudutkan didepan orang tua nya, aneh kadang-kadang aku tidak pernah membuat dy seperti itu didepan kedua orang tau ku malah aku selalu memuji nya dan menyakin kedua orang tua ku bahwa dia lah laki-laki yang bisa menjaga ku dan menjadi pendamping ku sampai hari akhir hidup aku.

Aku baru ingat hari juma'at aku sengaja pulang cepat dan tidak masuk kekantor lagi berharap aku bisa istrahat bersamanya dirumah karena uda terlalu capek semalaman lembur dikantor memang aku akui kondisi kesehatan aku agak sedikit menurun semenjak kebelakangan ini aku tidak tau mengapa, aku membiarkannya membersih rumah sendiri karena aku sakit dan bahkan sangat sakit namun dy mengatakan ku dengan kata-kata kasar sekali, aku tidak punya fungsinya dirumah, aku tidak ada guna bahkan kata-kata yang lain aku hanya bisa berdiam diri aku sakit sekali mendengar kata-katanya namun karena tubuh lagi sakit aku tidak bisa berbuat banyak hanya bisa berdiam diri sambil menangis dan menelan air mata aku.

Padahal setiap hari libur aku selalu membuatkan makanan kesuakaannya yang bisa buat dia senang dan aku juga tidak mau menuntut jika dy tidak mau menemaiku kepasar bahkan aku bangun pagi-pagi sekali untuk membeli semua perlengkapan yang aku perlukan untuk membuat makanannya, seharusnya aku bisa bangun agak siang dan bisa istrahat penuh dan mengunjungi orang tua ku saat aku libur hal itu sudah tidak bisa aku lakukan lagi.

Sudah lama aku tidak menjenguk orang tua ku, sengaja atau tidak sengaja aku malas sekali mengajaknya untuk pulang karena setiap diperjalanan mau pergi dia pasti selalu mengingatkan ku supaya aku tidak lama-lama dirumah orang tua ku dan harus cepat pulang kembali bersamanya, aku sudah berkali-kali mengatakan hal ini kepadanya walaubagaimana mereka orang tua Nya juga selalu alasannya dia binggung dan tidak tau harus melakukan apa bila sampai dirumah orang tua ku, sungguh aku sangat sedih sekali kenapa dy seperti ini dan tidak mau merubah sifatnya kenapa Ya Allah dan jangan sampai aku salah berbicara pasti aku yang disalahkan kembali dan aku tetap pesalah dan selamanya menjadi pesalah itu lah yang aku rasakan saat ini sehingga aku merasa takut untuk mengeluarkan semua yang aku rasakan.

Sungguh kejam memang tertekan perasaan namun tidak bisa diungkapkan karena aku sanggup aku harus tetap kuat menghadapi semua ini aku tidak mau semua yang aku bina harus hancur berkecai aku harus bisa berdiri tegak dan membuang semua kesakitan ini, namun kata-katanya sungguh tajam membuat aku tak mampu berbuat banyak hal, hanya Allah yang tau apa yang aku rasakan walaupun PAHIT harus tetap ditelan denga penuh senyuman itulah pilihan ku, dan aku tidak boleh menyesalinya dan sudah menjadi jalan takdir ku semoga untuk kedepannya aku bisa menjadi lebih baik.